Ashiap

Wednesday 17 September 2014

GUNUNG SLAMET DIJAMIN TIDAK AKAN MELETUS

 GUNUNG SLAMET

Gunung Slamet (3.428 meter dpl.) adalah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level siaga medio-2009.
Gunung Slamet cukup populer sebagai sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.

SUMBER http://regional.kompas.com/read/2014/09/17/22334331/BMKG.Hoax.Kabar.Bakal.Ada.Gempa.8.SR.di.Kawasan.Gunung.Slamet
 PURWOKERTO, KOMPAS.com — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tidak memercayai isu tentang bakal ada gempa berkekuatan 8 skala Richter yang mengguncang kawasan Gunung Slamet di Jawa Tengah.

"Gempa itu tidak dapat diprediksi kapan terjadinya maupun berapa besar kekuatannya. Oleh karena itu, masyarakat jangan percaya terhadap isu gempa 8 SR yang akan mengguncang Gunung Slamet," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (17/9/2014) malam.

Pernyataan Teguh ini merupakan respons atas beredarnya pesan lewat layanan broadcast lewat jaringan Blackberry Messenger. Dalam pesan tersebut, gempa disebut akan mengguncang Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes. Teguh memastikan BMKG tak pernah menyebarkan kabar semacam itu.

"Apalagi gempa tersebut (dikatakan) terkait aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang saat ini berstatus Siaga. Gempa-gempa vulkanik lebih banyak dirilis oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," kata Teguh.

Terlebih lagi, ujar Teguh, PVMBG pun jarang menyebutkan kekuatan rentetan gempa vulkanik Gunung Slamet. "Biasanya hanya disebutkan jumlahnya saja. Misalnya, gempa vulkanik dalam berapa kali," papar dia.

Koordinator Wilayah III "Search and Rescue" Daerah Jateng Rudi Setiawan juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing berbagai isu tentang Gunung Slamet. "Kalau butuh informasi, silakan hubungi posko agar mendapatkan informasi yang resmi," katanya.

Terkait kabar mengenai terjadinya kebakaran hutan, Rudi mengatakan bahwa kebakaran tersebut masih sebatas daerah padang savana, tak menjangkau wilayah vegetasi. Kebakaran itu juga hanya berupa spot-spot kecil.

Sementara itu, warga di kota Purwokerto dikejutkan dengan terjadinya hujan pasir beberapa menit setelah Gunung Slamet mengeluarkan suara dentuman yang cukup kuat sekitar pukul 20.04 WIB.

"Tadi sempat terdengar suara dentuman yang cukup kuat dan beberapa menit kemudian terdengar suara 'kratak, kratak' di atap, ternyata ada pasir yang berjatuhan," kata warga Tanjung Elok, Purwokerto, Eviyanti. Hujan pasir dilaporkan juga terjadi di Limpakuwus, Kemutug, Kalipagu, dan Melung, Kabupaten Banyumas.

Data aktivitas Gunung Slamet

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan berdasarkan data PVMBG dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kabupaten Pemalang, Rabu pada pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Slamet teramati mengeluarkan delapan kali letusan abu tebal warna kelabu kehitaman.

Letusan tersebut membubungkan asap hingga ketinggian 500 meter sampai 1.000 meter dari puncak. Selain itu, terekam 51 kali gempa embusan, delapan kali gempa letusan, dan dua kali tremor harmonik.

Lalu, lanjut Surono, pada pukul 12.00-18.00 WIB, teramati 11 kali letusan abu tebal warna kelabu kehitaman dengan ketinggian asap 700 meter sampai 1.200 meter yang condong ke arah selatan.

Letusan asap pada Rabu siang itu diikuti pula lontaran material pijar setinggi 300-500 meter dari puncak, serta terdengar enam kali suara dentuman sedang hingga kuat. Aktivitas kegempaan terekam berupa 29 kali gempa embusan, 11 kali gempa letusan, dan dua kali tremor garmonik.

Surono mengatakan bahwa selama 12 jam yang terbagi menjadi dua periode pengamatan, tidak terekam gempa-gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal. "Status Gunung Slamet masih tetap Siaga (level III). Masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet," papar dia.


SUMBER  www.http://simomot.com/2014/09/17/gunung-slamet-meletus-lagi-sebagian-banyumas-hujan-abu-dan-pasir/

Gunung Slamet meletus lagi, sebagian Banyumas hujan abu dan pasir

Setelah sempat tertidur pulas tanpa aktivitas selama 4 hari, Gunung Slamet, Jawa Tengah kembali meletus pada Rabu (17/9). Kerasnya suara dentuman yang ditimbulkan sempat mengagetkan warga Kota Purwokerto. Meletusnya gunung ini juga menyebabkan hujan abu dan pasir di sebagian wilayah Banyumas.

Gunung Slamet yang terpantau dari perkampungan warga di obyek wisata Guci, Tegal, Jawa Tengah, Kamis, 11 September 2014. (Ryan Dwi/ VivaNews)
Gunung Slamet yang terpantau dari perkampungan warga di obyek wisata Guci, Tegal, Jawa Tengah, Kamis, 11 September 2014. (Ryan Dwi/ VivaNews)
“Ini Gunung Slamet meletus lagi, apa mas? Kok ada beberapa kali suara dentuman keras sekali?” tanya seorang warga, Alfin (32).
Koordinator Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, Sudrajat, membenarkan Gunung Slamet meletus lagi. ”Gunung Slamet memang menggeliat lagi,” jelasnya sebagaimana dilansir Republika.
Menurutnya, dentuman pertama yang disertai kepulan asap kelabu tebal, terjadi sekitar pukul 09.58. Dentuman tersebut kemudian diikuti dengan dentuman-dentuman selanjutnya.
Suara dentuman tersebut terdengar hingga Kota Purwokerto yang berjarak sekitar 17 km dari puncak Slamet. Alfin, warga Karangwangkal Kecamatan Purwokerto Utara, mencatat hingga pukul 11.30 sudah terdengar paling tidak 4 kali dentuman keras.
“Bahkan beberapa dentuman tersebut, juga menggetarkan kaca jendela,” jelasnya.
Selain itu juga dilaporkan terjadinya hujan abu dan pasir di wilayah utara Kabupaten Banyumas. Hujan abu dan pasir, antara lain terjadi di Desa Keniten, Kapipagu dan Melung Kecamatan Kedungbanteng.
“Desa Keniten hujan pasir tipis, mas,” kata Yudi Setiadi (35), warga setempat.

No comments: